Andikabm.com – Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan 644-656 M/23-35 H – Khalifah Utsman bin Affan adalah khufaurrasyidin yang ketiga. Kepemimpinannya setelah Khalifah Umar bin khattab wafat. Utsman bin Affan termasuk sahabat yang istimewa karena beliau masuk pada golongan Ashobiqunal Awalun Orang-orang yang pertama kali masuk Islam.
Selain mendapatkan keutamaan sebagai golongan orang-orang yang pertamamasuk Islam Khalifah Utsman bin Affan juga mendapat gelar Dzunnurrain, orang yang memiliki dua cahaya, karena sahabat Utsman bin Affan menikahi dua putri Rasulullah SAW. Juga karena sahabat Utsman bin Affan pernah ikut hijrah dua kali Habasyah dan Yasrib.
Untuk lebih mengenal siapa sahabat Utsman bin Affan ini mari simak artikel yang admin bagikan pada kali ini dengan sebuah judul Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan 644-656 M/23-35 H.
1. Mengenal Ustman bin Affan
Usman bin Affan lahir di Makkah 5 tahun setelah Tahun Gajah, ada juga pendapat yang mengatakan beliau lahir di Thaif, usia Usman lima tahun lebih muda dari Rasulullah Saw. Nama lengkapnya adalah Usman bin Affan bin Abu al-Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Nasabnya bertemu Rasulullah Saw pada Abdul Manaf.
Pada masa jahiliyah, Utsman bin Affan termasuk manusia terkemuka di kabilahnya; dia orang terkenal, hartawan, sangat pemalu, halus tutur bahasanya, dicintai dan sangat dihormati kaumnya.
Utsman bin Affan sama sekali belum pernah bersujud kepada berhala dan tidak pernah melakukan perbuatan keji. Sebelum masuk Islam pun beliau tidak pernah meminum khamr dan sejenisnya.
Utsman sangat memelihara pandangannya, ia juga menguasai ilmu yang berkembang di Arab masa jahiliyah. Utsman menekuni dunia perdagangan yangdiwarisi dari ayahnya, sehingga hartanya dapat berkembang dan menempatkan posisinya dalam daftar tokoh-tokoh Bani Umayyah yang diperhitungkan di Suku Quraiys secara keseluruhan.
Utsman bin Affan termasuk Assabiqqunal Awalun atas ajakan Abu Bakar. Rasulullah kemudian menikahkannya dengan putri beliau bernama Ruqayah. Ketika kaum musyrik Quarisy menyiksa kaum Muslimin, Usman hijrah bersama istrinya ke Habaysah kemudian kembali ke Makkah sebelum peristiwa hijrah ke Madinah.
Utsman bin Affan menyaksikan seluruh peristiwa dan peperangan bersama Rasulullah Saw, kecuali perang Badar, karena saat perang Badar terjadi beliau sedang merawat Ruqayyah yang akhirnya meninggal seusai perang Badar. Setelah itu Rasulullah Saw menikahkannya dengan putrinya yang lain bernama Ummu Kultsum, itulah sebab mengapa Usman diberi gelar Dzunnurrain (pemilik dua cahaya)
Utsman bin Affan terkenal sebagai sahabat yang sangat dermawan, pada peristiwa perang Tabuk di mana waktu itu umat Islam sangat membutuhkan biaya untuk mencukupi perlengkapan dan kebutuhan untuk berperang,
Utsman bin Affan menyumbangkan 940 unta dan enam puluh ekor kuda untuk menggenapi jumlah seribu. Usman juga menyumbangkan 10.000 dinar untuk membiayai pasukan usra (pasukan muslim dalam Perang Tabuk yang berarti pasukan dalam kesusahan).
Utsman telah banyak menginfakkan hartanya untuk dakwah Islam, termasuk waktu itu membeli sumur dengan hartanya, lalu mendermakannya kepada kaum muslimin.
2. Pengangkatan Utsman bin Affan
Akhir masa pemerintahan Umar bin Khathab diwarnai dengan penikaman yang dilakukan oleh Abu Lu’luah budak dari Mughirah bin Syu’bah. Setelah peristiwa penikaman itu Umar merasa ajalnya semakin dekat, maka ia meminta untuk menunjuk khalifah penggantinya. Metode pemilihan khalifah baru yang digagas oleh Umar bin Khathab adalah musyawarah yang dilakukan oleh orang-orang terbatas.
Umar bin Khathab memilih enam orang shabat Rasulullah yang kesemuanya pantas untuk menjadi pemimpin. Umar juga menetapkan cara pemilihan, masanya, jumlah suara yang cukup untuk memilih khalifah, keputusan majlis, cara pemilihan ketika suara imbang, dan memerintahkan kepada para pasukan untuk mengawasi jalannya pemilihan, mencegah kekacauan dengan cara tidak memperbolehkan orang yang tidak berkepentingan untuk masuk atau mendengar pembahasan majlis. Majlis ini dikenal dengan Ahhlul Halliwal-Aqdi.
Enam orang sahabat ini terdiri dari; Ali bin Abi Thalib, Utman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqash, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah. Khalifah Umar bin Khathab menggabungkan antara menentukan calon khalifah sebagaimana dilakukan Abu Bakar dan antara tidak menentukan sebagaimana dilakukan Rasulullah Saw. Umar menentukan enam orang dan meminta mereka untuk menentukan siapakah yang dipilih menjadi khalifah diantara mereka.
Utsman bin Affan di Bai’at pada Hari Senin 28 Dzulhijjah Tahun 23 H
Setelah bermusyawarah diantara ke enam sahabat maka terpilihlah Utsman bin Affan sebagai khalifah selanjutnya. Utsman bin Affan dibai’at menjadi khalifah pada hari Senin 28 Dzulhijjah tahun 23 H, dan mulai menjalankan tugas kekhalifahannya pada bulan Muharam tahun 24 H. Utsman bin Affan wafat pada 18 Dzulhijjah tahun 35 H bertepatan dengan 20 Mei 656 M setelah menjadi khalifah selama kurang lebih 12 tahun.
Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan 644-656 M/23-35 H
3. Substansi dan Strategi Utsman bin Affan
Selama kurang lebih 12 tahun masa pemerintahannya banyak terjadi gejolak internal terutama paroh terakhir masa pemerintahannya. Beberapa hal yang terjadi dan menjadi strategi kepemimpinan Usman bin Affan;
A. Menertibkan Pemerintahan
Di awal masa pemerintahannya, ia membagi wilayah-wilayah yang bergabung dalam Daulah Islamiyah dengan mengangkat 10 Gubernur, di antara lain ialah :
- Mekah dipimpin oleh Nafi bin Abdul-Maris.
- Thaif dipimpin oleh Sufyan bin Abdullah.
- Al-Jund dipimpin oleh Abdullah bin Abi Rabi’ah.
- Bahrain dipimpin oleh Utsman bin Abil-Ash.
- Kuwait dipimpin oleh Mughirah bin Syu’bah.
- Basra dipimpin oleh Abu Musa Al-Asy’ari.
- Damasykus dipimpin oleh Muawiyah bin Abu Sufyan.
- Shan’a dipimpin oleh Ja’la bin Munabbih.
- Homs dipimpin oleh Umar bin Sa’ad.
- Mesir dipimpin oleh Amru bin Ash.
B. Perluasan wilayah
Daerah-daerah strategis yang sudah dikuasai Islam seperti Mesir dan Irak terus dikembangkan dengan melakukan serangkaian ekspedisi militer yang terencana secara cermat. Beberapa wilayah berhasil dikuasai meliputi Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhoders dan bagian yang tersisa dari Persia.
Perluasan wilayah tersebut secara terperinci sebagai berikut:
- Penaklukan Khurasan (sebelah timur Persia), diserahkan kepada laskar Islam yang dikomandoi oleh Sa’ad bin Ash, dan akhirnya kemenangan peperangan jatuh di tangan Islam.
- Penaklukan Armenia, diserahkan kepercayaan tersebut pada Panglima Perang Salman bin Rabi’ah yang akan memimpin bala tentara demi menyelesaikan misi tugas itu dengan baik.
- Untuk menaklukkan daerah Tunisia (Afrika Utara), Khalifah Utsman bin Affan menyerahkan mandatnya ini kepada Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarah dengan didampingi oleh Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Zubair, dengan kekuatan bala tentara sebanyak 200.000 orang. Sehingga, akhirnya orang-orang Romawi yang menjajah daerah ini dapat diusirnya.
- Untuk menaklukkan Pulau Cyprus dan Amuriyah, Khalifah Utsman bin Affan segera membangun Pangkalan Armada Angkatan Laut atas usulan Mu’awiyah bin Abi Sufyan supaya dapat menahan serangan tentara Romawi yang sewaktu-waktu bisa menyerang Negeri Mesir dan di sekitarnya. Dengan dibantu oleh Panglima Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarah, mereka berdua segera berangkat dengan kapal perang dan menghadapi Peperangan Dzatus Sawaari di kawasan Laut Tengah hingga akhirnya, dimenangkan oleh Laskar Islam.
C. Pembukuan al-Qur’an
Pada masa Utsman terjadi perselisihan mengenai cara baca al-Qur’an, Utsman memutuskan untuk melakukan penyeragaman cara baca al-Qur’an. Pada Tahun 26 H/638 M di masa kepemimpinannya khalifah Utsman bin Affan memuali membentuk Tim Dewan Penyusunan Alqur’an. Cara baca inilah yang secara resmi dipakai oleh kaum muslimin. Untuk itu setelah pembukuan al-Qur’an selesai, dibuatlah beberapa salinannya untuk dikirim ke Mesir, Syam, Yaman, Kuffah, Basrah dan Makkah.
Satu mushaf disimpan di Madinah. Mushaf-mushaf inilah yang kemudian dikenal dengan nama Mushaf Usmani. saat itu Utsman mengharuskan umat Islam untuk menggunakan al-Qur’an hasil salinan yang telah disebarkan tersebut. Sementara mushaf al-Qur’an dengan cara baca yang lainnya dibakar, dengan demikian perselisihan berhasil dihindari.
D. Renovasi Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad saw. Pada saat pertama kali tiba di Madinah dari perjalanan hijrahnya. Masjid ini pada mulanya hanya kecil dan masih sangat sederhana . Dengan semakin banyaknya jumlah umat islam, maka Kholifah Umar bin Khattab mulai memperluas masjid ini.
Masjid Nabawi telah mulai dibangun sejak masa Kholifah Umar bin Khattab yang kemudian dilanjutkan merenovasinya dan diperluas oleh Kholifah Usman bin Affan. selain diperluas ,masjid Nabawi juga dibangun dengan bentuk dan coraknya yang lebih indah.
E. Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, wilayah islam sudah mencapai Afrika, Cyprus, hingga konstantinopel . Muawiyah saat itu menjabat gubernur Suriah mengusulkan dibentuknya angkatan laut . Usul itu disambut dengan baik oleh Kholifah Usman bin Affan.
Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan 644-656 M/23-35 H
4. Pemberontakan Terhadap Khalifah Utsman bin Affan
A. Pemberontak di Madinah
Dari Mesir, sebuah kontingen sekitar 1.000 orang dikirim ke Madinah, dengan instruksi untuk membunuh Utsman dan menggulingkan pemerintah. Kontingen serupa berbaris dari Kufah dan Basra ke Madinah. Mereka mengirim wakil mereka ke Madinah untuk menghubungi para pemimpin opini publik.
Perwakilan dari kontingen dari Mesir menunggu Ali, dan menawarinya Khilafah sebagai pengganti Utsman, yang ditolak oleh Ali. Perwakilan dari kontingen dari Kufa menunggu di Al-Zubayr, sementara perwakilan dari kontingen dari Basra menunggu di Talhah, dan menawarkan mereka kesetiaan mereka sebagai khalifah berikutnya, yang ditolak.
Dalam mengajukan alternatif kepada Utsman sebagai Khalifah, para pemberontak menetralisir sebagian besar opini publik di Madinah dan faksi Uthman tidak bisa lagi menawarkan front persatuan. Utsman mendapat dukungan aktif dari Bani Umayyah, dan beberapa orang lain di Madinah.
B. Pengepungan Utsman
Tahap awal pengepungan rumah Utsman tidak parah, tetapi ketika hari-hari berlalu, para pemberontak meningkatkan tekanan mereka terhadap Utsman. Dengan kepergian para peziarah dari Medina ke Mekah, tangan para pemberontak semakin diperkuat, dan sebagai konsekuensinya krisis semakin diperdalam.
Para pemberontak memahami bahwa setelah Haji, umat Islam berkumpul di Mekah dari semua bagian dunia Muslim mungkin berbaris ke Madinah untuk membebaskan Utsman. Karena itu mereka memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap Utsman sebelum ziarah berakhir. Selama pengepungan, Utsman ditanya oleh para pendukungnya, yang kalah jumlah dengan para pemberontak, untuk membiarkan mereka berperang melawan pemberontak dan mengusir mereka.
Utsman mencegah mereka dalam upaya untuk menghindari pertumpahan darah Muslim oleh Muslim. Sayangnya bagi Utsman, kekerasan masih terjadi. Gerbang-gerbang rumah Utsman ditutup dan dijaga oleh prajurit yang terkenal, Abd-Allah bin al-Zubayr. Putra-putra Ali, Hasan ibn Ali, dan Husayn ibn Ali, juga menjadi salah satu penjaga.
5. Wafatnya Khalifah Ustman bin Affan
A. Pembunuhan Khalifah Ustman bin Affan
Pada tanggal 17 Juni 656, ketika menemukan gerbang rumah Utsman yang dijaga ketat oleh para pendukungnya, pemberontak Mesir memanjat dinding belakang dan merayap masuk, meninggalkan para penjaga di gerbang yang tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam. Para pemberontak memasuki kamarnya dan memukul kepalanya.
Naila, istri Utsman, melemparkan dirinya ke tubuhnya untuk melindunginya dan mengangkat tangannya untuk membelokkan pedang. Jari-jarinya terpotong dan disingkirkan. Pukulan berikutnya membunuh Utsman. Beberapa budak Utsman menyerang balik, salah satunya membunuh pembunuh bayaran itu dan pada gilirannya dibunuh oleh para pemberontak.
Para perusuh mencoba memenggal mayat Utsman, tetapi dua janda, Nailah dan Umm al-Banin, melemparkan diri mereka ke tubuh dan berteriak, memukul wajah mereka dan merobek pakaian mereka, sampai para perusuh itu terhalang. Sebaliknya, mereka menjarah rumah, bahkan merenggut cadar wanita. Para pemberontak meninggalkan rumah dan para pendukung Utsman di gerbang mendengar mereka dan masuk, tetapi sudah terlambat.
B. Pemakaman Sang Khalifah
Setelah jenazah Utsman ra sudah ada di rumah selama tiga hari, Naila ra, istri Utsman ra, mendekati beberapa pendukungnya untuk membantu penguburannya, tetapi hanya sekitar selusin orang yang menjawab.
Ini termasuk Marwan, Zayd ibn Thabit , ‘Huwatib bin Alfarah, Jubayr ibn Mut’im , Abu Jahm bin Hudaifa, Hakim bin Hazam dan Niyar bin Mukarram. Tubuh diangkat saat senja, dan karena blokade, tidak ada peti mati yang bisa diperoleh.
Tubuh tidak dicuci, karena dalam Islam menyatakan bahwa tubuh para syahid tidak seharusnya dicuci sebelum dimakamkan. Dengan demikian, Utsman ra dibawa ke pemakaman dg pakaian yang beliau kenakan pada saat wafatnya.
Tubuhnya dikuburkan oleh Hassan ra, Hussein ra, Ali ra dan lainnya, namun; beberapa orang menyangkal bahwa Ali ra menghadiri pemakaman Naila mengikuti pemakaman dengan lampu, tetapi untuk menjaga kerahasiaan lampu itu harus dipadamkan. Naila ditemani oleh beberapa wanita termasuk putri Utsman, Aisha.
Jenazah Utsman ra dibawa ke Jannat al-Baqi. Tampaknya bahwa beberapa orang berkumpul di sana, dan mereka menolak penguburan Utsman ra di kuburan kaum Muslim. Para pendukung Utsman bersikeras bahwa tubuh harus dimakamkan di Jannat al-Baqi. Mereka kemudian menguburkannya di kuburan orang Yahudi di belakang Jannat al-Baqi.
Beberapa dekade kemudian, para penguasa Umayyah menghancurkan tembok yang memisahkan dua kuburan dan menggabungkan pemakaman Yahudi ke pemakaman Muslim untuk memastikan bahwa makamnya kini berada di dalam pemakaman Muslim.
Doa pemakaman dipimpin oleh Jabir bin Muta’am, dan jenazah itu diturunkan ke dalam kubur tanpa banyak upacara. Setelah dimakamkan, Naila janda Utsman dan Aisha putrinya ingin berbicara, tetapi mereka disarankan untuk tetap diam karena bahaya yang mungkin dari para pembuat rusuh.
Demikian Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan 644-656 M/23-35 H. Semoga informasi yang admin bagikan ini dapat menambah wawasan serta dapat dijadikan sebagai referensi belajar, khususnya Sejarah Islam pada masa Khulafaurrasyidin.
Tetap ikuti blog Andikabm.com yang selalu memberikan informasi seputar pendidikan juga informasi penting lainnya.
Terimakasih, Wassalam …..Andikabm