Maulid Nabi Muhammad Saw. dan Haul Masyayikh Jam’aah Ahlith Thoriqah Al-Muktabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) Lampung Tengah – Sekian lama kegiatan rutin triwulan yang selalu digelar oleh seluruh Jam’aah Ahlith Thoriqah Al-Muktabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) se-Lampung Tengah semenjak adanya Pandemi Covid-19 melanda. Alhamdulillah, Hari ini Ahad 7 November 2021 M 6 Rabiul Akhir 1443 H dilaksanakan di halaman Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Kampung Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung.
Haul Masyayikh JATMAN |
Organisasi yang didirikan pada tahun 1979 M ini yang bertepatan bulan Rajab 1399 H. Jam’aah Ahlith Thoriqah Al-Muktabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) adalah perkumpulan para ahli tarekat Muktabaroh Nahdltul Ulama’ (NU).
Dalam hal struktur, organisasi ini mempunyai kepengurusan di tingkat pusat (yang bernama Idaroh Aliyah), provinsi (Idaroh Wustho), kabupaten atau kota (Idaroh Syu’biyah), kecamatan (Idaroh Ghusniyah), dan di tingkat desa atau kelurahan (Idaroh Syafiyah).
Hari ini adalah acara Haul Masyayikh seluruh thariqah yang ada di seluruh Lampung Tengah, bukan Haul thariqah An-Naqsyabandiyah Al-Kholidiyah.
Sebagaimana yang disampaikan oleh ketua pengurus JATMAN KH. Muchtar Ghozali menyampaikan,”Hari ini adalah acara Haul Masyayikh seluruh thariqah yang ada di seluruh Lampung Tengah, bukan Haul thariqah An-Naqsyabandiyah Al-Kholidiyah saja.”
“Tujuan Haul ini mencari pantulan do’a dari para masyayikh, sesama penganut tarekat tidak baik saling mengunggulkan tarekat masing-masing, semuanya bagus semua tareqat yang sudah muktabaroh” Imbuh kiai Muchtar yang juga pimpinan pesantren Baitul Mustaqim ini.
Hadir pada acara tersebut seluruh pengurus Thariqah se-kabupaten Lampung Tengah beserta jama’ahnya. Seluruh utusan Idaroh Syu’biyah, Idaroh Ghusniah se-Kabupaten Lampung Tengah, pimpinan pondok pesantren dan para kiai-kiai yang ada di Lampung Tengah, Badan Otonom NU (BANOM NU).
Tarekat yang ada di Lampung Tengah ini terdiri dari Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Kholidiyah wa Naqsyabandiyah, Syathoriyah, Tijaniyyah, Samaniyah, dan lain-lain.
Ilmu harus ada gurunya, terlebih ilmu tareqat, belajar dan belajar tidak hanya sekedar memutar tasbih. Memutar tasbih sehari 5.000 jika tidak digurukan maka akan sisa-sia.
Dalam tausiyahnya KH. Bashori Nasihin menyampaikan, “Ilmu harus ada gurunya, terlebih ilmu tareqat, belajar dan belajar tidak hanya sekedar memutar tasbih.”
“Yang selalu digoda syaitan adalah hatinya, bukan raganya, oleh karena itu sebagai santri tareqat harus mampu untuk menjaga hati dari godaan syaitan tersebut.” Tambah Rais Syuriah NU Way Kanan tersebut.
Antusisme para jamaah yang menghadiri acara haul sangat luar biasa, terbukti tenda yang disiapkan oleh panitia penuh dalam waktu yang tidak lama.
Tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, Mencuci tangan sebelum memasuki area pengajian, memakai masker, sebagai pencegahan terciptanya klaster terbaru saat pengajian.
Demikian yang dapat admin sampaikan, semoga bermanfaat, (Andikabm)