Curhatan Seorang Guru Honorer Gagal Lulus Saat Daftar PPPK

Punggur Lampung Tengah – Curhatan Seorang Guru Honorer Gagal Lulus Saat Daftar PPPK – Srebagai seorang guru honorer tentunya bukan sebuah tujuan akhir dari seorang tenaga pengajar. Harapan seorang Guru tentunya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah tidak hanya mendapatkan insentif Rp. 250.000,00 setiap bulannya. Mendaftarkan diri sebagai PNS dan PPPK adalah sebuah solusi awal untuk merubah status tersebut juga untuk meningkatkan finansial seorang guru.
Sumber Sscasn.bkn.go.id
Apakah bisa terbayang 250.000 selama satu bulan bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tentunya sangat jauh dari harapan, kali ini admin akan berbagi kisah Curhatan Seorang Guru Honorer Gagal Lulus Saat Daftar PPPK walaupun sudah mengabdi selama 16 tahun dan sudah memiliki sertifikat pendidik. Namun semua yang dimiliki guru tersebut tidaklah berarti setelah mengikuti tes PPPK yang digelar.
Berikut Kisahnya :
Bertahun – tahun aku menunggu dan menunggu, akhirnya kesempatan itu datang juga. Pada tanggal 02 Juli 2021 aku mencoba daftar PPPK lewat akun sscasn.bkn.go.id yang diadakan oleh “KEMDIKBUD” dengan harapan bisa diangkat ASN PPPK tentunya. Alhamdulillah pendaftaran lancar tidak ada kendala.
Hari demi hari berganti minggu bahkan bulan, aku terus menunggu waktu pelaksanaan tes, akhirnya sekitar tanggal 16 September 2021 pelaksanaan tes-pun dilaksanakan di SMKN 2 Rangkasbitung. 
Gejolak hati yang tak menentu bercampur baur dengan harap dan cemas aku berangkat dari rumah sehari sebelum tes dilaksanakan, karena tempat tinggalku dan tempat tes jauh dari rumah ditambah ada buka tutup jalan di sekitar Bujal, akhirnya aku berangkat dari rumah sekitar jam 4 sore  dengan menginap di rumah teman. Dia adalah teman semasa Aliyah dan kuliahku yang kebetulan suaminya juga teman kuliah.
Diperjalanan banyak cerita dan harapan yang selalu aku utarakan kepada imam dalam keluargaku,  Ia adalah suami sekaligus teman curhatku yang selalu setia mendengarkan ocehan – ocehan istrinya  dengan bijak dan penuh kasih sayang. 
Sambil cerita kesana dan kemari akhirnya sampailah ke rumah teman sekitar jam 18.20 Wib. Tidak banyak bicara setelah sampai kamipun langsung disambut dan langsung melaksanakan shalat maghrib karena memang waktu shalat maghrib telah tiba.
Seusai shalat maghrib kami berbincang – bincang sekitar kesiapan tes PPPK, sambil senda gurau dan melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu. Tak terasa malam pun mulai larut kamipun siap – siap untuk tidur dan melaksanakan shalat Isa terlebih dahulu.
Malam itu hati terasa gusar tak menentu, mata tidak mau terpejam walau dipejamkan, pikiran melayang – layang kesana dan kemari, berandai – andai membayangkan ketika  PPPK lulus ingin ini dan itu, harus begini dan begitu tapi lama – lama akhirnya mataku terpejam juga.
Dari kejauhan terdengar suara adzan berkumandang saya langsung ke air untuk melaksanakan shalat subuh dan seraya memanjatkan do’a semoga Allah meluluskan tes PPPK-ku.
Setelah sarapan bergegas mandi dan siap – siap untuk berangkat.  Ketika pake baju teman saya datang dan berkomentar bahwa baju saya kegedean, saya hanya tersenyum dan menjawab “ini baju kemeja suami, aku tidak punya baju putih hehe” sepontan temanku langsung ngambil baju dari lemari dan meminjamkan baju walau aku berkali-kali menolaknya. Itulah temanku yang selalu ada disetiap aku membutuhkan bantuan, disetiap aku sedih dan bahagia. Makasih ya Umi Wawan sekeluarga atas motivasi dan bantuannya selama ini. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan keberkahan dan kesuksesan Aamiin.
Sekitar pukul 06.30 aku berangkat dianter oleh anak temanku ke tempat tes. Sesampainya di tempat tes bertemu muridku yang baik dan Sholehah dia adalah Siti Umyanah yang kebetulan satu ruangan denganku. Kamipun berbincang – bincang dan langsung disuruh masuk ruangan untuk mengecek kelengkapan administrasi.
Pengecekan kelengkapan administrasipun selesai dilanjut dengan persiapan tes yang dilaksanakan di lantai dua. Kamipun menuju lantai dua di sana sudah ada proktor yang menunggu untuk mengawasi peserta tes.
Dengan hati dag dig dug tak menentu proktorpun memberikan password untuk login ke soal tes PPPK. Jari jemariku-pun mulai menari di keyboard komputer, aku mulai memasukkan password untuk login sambil terus berdoa dan membaca shalawat di setiap kali ingin menjawab soal dengan harapan Allah memberi kemudahan dalam mengerjakan soal-soal dan mendapatkan hasil yang diharapkan.
Soal demi soal telah aku lewati dengan doa dan sholawat, soal  managerial selasai dilanjut dengan soal wawancara, dan akhirnya ke soal teknis yang begitu luar biasa menguras energi karena satu soal bisa membutuhkan analisis yang lama apalagi seusiaku yang tidak muda lagi dengan tulisan ayat Alqur’an yang begitu kecil dengan mata empat,  susah sekali untuk di baca, tapi akhirnya selesai juga soal – soal tersebut aku Jawab.
Ketika aku klik tombol selesai langsung tertera nilaiku, managerial 185, wawancara 25 teknis 225 yang artinya semua lulus kecuali nilai teknis tidak lulus di bawah batas ambang passing grade
Pikirku walau nilai teknis di bawah passing grade tapi aku pasti lulus karena ada afirmasi dari usia, Serdik dan masa kerja udah 16 tahun. 
Selesai tes aku dijemput lagi sama temanku untuk diajak ke rumahnya lagi dengan perasaan penuh harap dan bahagia karena pasti lulus tes. Sesampainya di rumah teman,  kamipun masak – masak sambil menunggu suami jemput, setelah suamiku datang kami makan-makan dan langsung pamitan untuk pulang. 
Dari semenjak tes aku optimis sekali bakal lolos karena melewati passing grade yang telah di tetapkan oleh Kemdikbud, walaupun sedikit terpikirkan olehku kasihan sekali jika di sekolah tempat aku daftar ada honorernya, bahkan aku sempat komunikasi lewat wathsap dengan ketua GTKHN35+ yaitu pak  Uas tentang keprihatinanku terhadap honorer dapodik jika tersingkir olehku.
Sambil menanti dan menanti pengumuman kelulusan, akhirnya datang juga. Yaitu pada tanggal 08 Oktober 2021 dua puluh tiga hari setelah pelaksanaan tes. 
Selesai mengajar aku coba buka link pengumuman di https://gurupppk.kemdikbud.go.id/hasil_tahap_1/ hatiku mulai tak karuan lagi kucoba berkali-kali tapi gagal terus sampai akhirnya suami datang untuk menjemputku. Karena sudah ada jemputan, aku langsung pulang sambil tetap mencoba untuk masuk link pengumuman. Sesampainya di tanjakan SMKN 1 Lebakgedong akhirnya link pengumuman kebuka juga di situ tertera bahwa saya tidak lulus tahap satu.
Badan ku lunglai, lemas seolah tak bertulang, bumi seakan runtuh, kicauan burung seakan mengejeku semua asa dan harapan sirna. Ternyata semua perhitunganku meleset semua. Terbentur dengan peraturan pemerintah yang memprioritaskan honorer dapodik dibandingkan dengan yang serdik.
Disepanjang jalan hatiku berkecamuk  antara sedih, kecewa dan kesal menjadi satu. Tapi aku terus merenung dan merenung di sepanjang jalan pulang, mulai sedikit – sedikit rasa sedih dan kecewa berkurang karena aku sadar semua sudah atas kehendak-Nya ditambah dengan nasehat suami yang menenangkan hati dan menyadarkan aku dari keterpurukan. 
Perutku pun terasa lapar karena dari pagi belum sempat sarapan, untuk mengejar kegiatan rutinitas hari Jum’at yaitu shalat duha bareng dan taushiah anak – anak di sekolah. Di  perjalanan kami mampir untuk mengisi perut dengan makan mie ayam langganan.  Setelah selesai makan mie ayam langsung pulang rumah.
Sesampainya di rumah shalat duhur Langsung tidur siang, karena aku tidak mau berlarut – larut dalam kesedihan. Semua sudah ada jalannya masing-masing. Mungkin kalau aku lulus banyak yang harus dikorbankan, seperti keluarga, TK/TPA, anak – anak halaqah di rumah, fisik dan lain – lain. Intinya Allah memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan kita bukan sesuai dengan keinginan kita, Allah lebih tahu yang terbaik buat kita jadi bersabar dan bertawakalah insyaallah Allah akan memberikan jalan yang terbaik  Aamiin.
Untuk semua yang lolos selamat ya…. semoga menjadi abdi negara yang amanah dan berkah. Khusus untuk anandaku neng Siti selamat ya nak….kau yang lebih pantas menerima kelulusan itu, doa ibu selalu menyertaimu, ingat jangan merasa tidak enak karena telah menyingkirkan Ibu, semoga ilmu berkah dunia akhirat Aamiin
Semoga sang pemangku Kemendikbud kebijakan membaca curhatan ini,dan bisa mempertimbangkan standar kelulusan dan diterimanya seorang guru honorer yang sudah puluhan tahun mengabdi.
Terimakasih, semoga bermafaat andikabm.com

Leave a Comment