Kunjungan Syeikh Sholeh bin Muhammad Al-Faqir Al-Umari Al Yamani Ke Pon. Pes Baitul Mustaqim
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Andikabm.com – Sebuah kehormatan yang tiada terkira Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Punggur Lampung Tengah yang di Pimpin oleh KH. Muchtar Ghozali Syeikh Sholeh bin Muhammad Al- Faqir Al-Umari Al- Yamani. Beliau dari segi nasab termasuk keturunan Syaidina Umar bin Khatab. Hari ini Jum’at pada Tanggal 25 juni 2021 hadir di Pondok Pesantren Baitul Mustaqim dalam rangka kunjungan Silaturahmi.
Abah Yai Muchtar Bersama Syeikh Sholeh bin Muhammad |
Beliau menayampaikan ” Tentang Fadhilah-fadhilah tentang membaca Sholawat atas Nabi Muhammad SAW yang sebanyak-banyaknya”. Selain Tentang Fadhilah Sholawat beliau menceritakan tentang perang Khandaq atau perang parit. Selain dari Keutaman membaca sholawat kepada Nabi juga menyampaikan tausiyah tentang perang Khandaq.
Silaturahmi Syeikh Sholeh Muhammad Di Pon. Pes Baitul Mustaqim |
Kunjungan Syeikh Sholeh bin Muhammad Al-Faqir Al-Umari Al Yamani Ke Pon. Pes Baitul Mustaqim
Diceritakan :
‘Amr bin Abdu Wudd menantang duel, satu lawan satu. Dia dikenal sosok berani dan tidak pernah kalah dalam duel. Saking kuatnya, kalau ada kulit unta yang diinjak olehnya, jika dipaksa ditarik maka kulit unta itu yang akan robek.
“Siapa yang berani melawanku?” Semua orang terdiam.
“Apakah kalian takut menghadapiku?” kata ‘Amr lagi.
‘Ali bin Abi Thalib yang berusia 26 tahun langsung menjawab, “Aku adalah tandingannya.”
“’Ali, duduklah! Dia adalah ‘Amr bin Wudd, dan engkau bukan tandingannya!” ujar Rasulullah saw yang mengkhawatirkan keselamatan ‘Ali.
“Siapa yang berani menghadapinya?” tanya beliau kepada sahabat yang lain, beliau mengharapkan sahabat yang lain, yang jago duelnya, yang lebih berpengalaman seperti Umar, Zubair atau yang lebih hebat lagi yang maju menghadapinya, daripada ‘Ali yang masih terhitung muda,. Namun kebetulan saat itu, sahabat-sahabat tersebut tidak menjaga di daerah itu.
“Aku, ya Rasul,” kata ‘Ali.
“’Ali, dia itu ‘Amr bin Wudd,” kata beliau.
“Jika dia adalah ‘Amr, inilah aku, ‘Ali!” tegas ‘Ali berani.
Rasulullah saw segera memberikan pedangnya kepada ‘Ali. “Bawalah senjata milikku ini!”
Setelah itu, Rasulullah saw mulai berdoa untuk keselamatan ‘Ali. “Wahai Tuhanku, tolonglah dia! Tolonglah dia! Ya Tuhanku, jika Engkau telah mengambil nyawa Abu ‘Ubaidah dalam Perang Badar dan Engkau telah mengambil Hamzah dalam Perang Uhud, wahai Tuhanku… dia adalah ‘Ali, dan jangan Engkau biarkan aku sendirian tanpa dirinya.”
‘Ali turun mendatangi ‘Amr. Kini, keduanya saling berhadapan.
“Siapakah engkau?” tanya ‘Amr.
“Aku adalah ‘Ali bin Abi Thalib.”
“Wahai anak saudaraku… Sesungguhnya ayahmu adalah teman dekatku, maka kembalilah! Aku tak ingin membunuhmu,” kata ‘Amr.
‘Ali tak termakan perang urat syaraf yang dilontarkan ‘Amr. “Namun aku sungguh ingin membunuhmu.”
“Hai ‘Amr, aku mendengar bahwa kau telah bersumpah. Kalau kau diberi 2 perkara, maka kau akan memilih salah satunya,” kata ‘Ali percaya diri.
“Benar,” kata ‘Amr.
“Maka aku akan menunjukkan 2 perkara padamu, pilih salah satunya,” kata ‘Ali, “Pertama, engkau mengucapkan dua kalimat syahadat.”
“Aku datang untuk memerangi Muhammad, bukan untuk masuk Islam,” jawab ‘Amr.
“Kalau begitu, pilih yang kedua, aku akan membunuhmu.”
Jawaban ‘Ali membuat ‘Amr naik pitam. Selama hidupnya tidak pernah ada yang menantangnya. Dengan cepat, ‘Amr turun dari kudanya. Satu hantaman pukulan, kudanya mati oleh ‘Amr. Saking kuatnya. Kalau yang lain kan, luka jika kena tendangan kuda, ini sebaliknya, kuda mati karena dipukul ‘Amr. Bayangkan betapa kuatnya ‘Amr ini.
Dia menyerang ‘Ali dengan penuh nafsu, dan terus menghantamkan pedangnya ke tubuh ‘Ali. ‘Ali menangkisnya dengan perisai, dan perisainya langsung terbelah kena pedang ‘Amr.
Semua sahabat tegang. Semua tidak bisa melihat apa yang terjadi, tertutup oleh debu-debu dan pasir yang beterbangan di sekitar dua orang yang sedang duel tersebut.
Setelah lama berselang, tiba-tiba dari balik tebalnya gumpalan debu terdengar teriakan takbir, “Allahu Akbar!”
Teriakan itu didengar Rasulullah saw sehingga beliau tahu bahwa ‘Ali telah membunuh lawannya. Rasulullah saw langsung menyambut, “Allahu Akbar!” Para sahabat pun turut bertakbir. Tubuh ‘Amr roboh.
Terbunuhnya ‘Amr membuat pasukan Ahzab panik. Mereka ketakutan. ‘Ikrimah bin Abi Jahal lari tunggang langgang meninggalkan tombaknya.
Baca Juga :
Peperangan tersebut dinamakan juga Perang Khandaq atau Perang Parit, karena untuk menanggulangi penyerbuan kaum musyrikin Quraisy atas usul dan prakarsa Salman Al Farisi, dengan persetujuan Rasulullah, kaum muslimin menggali parit-parit yang cukup lebar dan dalam di sekitar pinggiran kota Madinah. Perang tersebut diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 25
وَرَدَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوْا خَيْرًا ۗوَكَفَى اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ الْقِتَالَ ۗوَكَانَ اللّٰهُ قَوِيًّا عَزِيْزًاۚ
Artinya : “Dan Allah menghalau orang-orang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, karena mereka (juga) tidak memperoleh keuntungan apa pun. Cukuplah Allah (yang menolong) menghindarkan orang-orang mukmin dalam peperangan. Dan Allah Mahakuat, Mahaperkasa”.( QS. Al-Ahzab 25 )
Baca Juga : Kisah Sahabat ‘Ukasyah Yang Dijamin Masuk Syurga
Demikian yang disampaikan oleh Syeikh Sholeh bin Muhammad Al- Faqir Al- Yamani semoga kita bisa mengikuti jejak keberanian Syaidina Ali Karomallohu’an. Dan tetap membacakan Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW supaya kita menjadi umat yang ikut masuk syurga bersamanya.
Setelah selesai menyampaikan tausiyahnya Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Mustaqim KH. Muchtar Ghozali juga menambahkan juga kepada seluruh santri-santri untuk tetap bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW supaya seluruh santri menjadi umat yang mendapat syafaatnya dan bisa bermimpi menjumpai Nabi Muhammad SAW.
Demikian informasi yang dapat admin sampaikan, semoga bermanfaat tetap kunjungi Andikabm.com yang selalu update informasi pendidikan dan informasi-informasi terkini lainnya. Terimakasih, Wassalamu’alaikum Wr. Wb