Belajar Sejarah, Memahami Strategi Dan Kebijakan Pemerintahan Daulah Syafawi

Andikabm.com – Belajar Sejarah, Memahami Strategi Dan Kebijakan Pemerintahan Daulah SyafawiPada artikel sebelumnya telah kami sampaikan tentang sejarah berdirinya Daulah Syafawi di Persia, Peradaban Islam Pada Masa Daulah Syafawi di Persia. Kini saatnya admin bagikan kembali tentang Strategi dan Kebijakan Pemerintahan Daulah Syafawi.
https://www.andikabm.com/2023/01/belajar-sejarah-memahami-strategi-dan.html
Imam Mosque di Maidan Imam
Berikut beberapa Strategi dan Kebijakan Pemerintahan Daulah Syafawi yang berada di Persia, juga kemajuan yang di raih pada saat pemerintahan Daulah Syafawi. 
Pada masa kepemimpinan Abbas I, Daulah Syafawiyah perlahan-lahan mengalami kemajuan. Langkah-langkah yang ditempuh Abbas I dalam memajukan Daulah Syafawi di antaranya adalah : 
  1. Berusaha menghilangkan dominasi Qizilbash atas Daulah Syafawiyah dengan cara membentuk pasukan-pasukan baru yang anggotanya terdiri dari budak-budak yang berasal dari tawanan-tawanan bangsa Georgia, Armania, dan Sircassia yang ada sejak pemerintahan Tahmasp I.
  2. Mengadakan perjanjian damai dengan Daulah Usmani. Di samping itu, Abbas I berjanji untuk tidak akanmenghina tiga khalifah pertama dalam Islam yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan dalam khutbah-khutbah Jum’at.
Sebagai jaminan atas syarat-syarat tersebut, Abbas I menyerahkan saudara sepupunya yaitu Haidar Mirza sebagai sandera di Istanbul. Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan Daulah Syafawi. 
Ia berhasil mengatasi gejolak politik dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan sekaligus berhasil merebut kembali beberapa wilayah kekuasaan yang pernah direbut oleh daulah lain seperti Tabriz, Sirwan dan sebagainya yang sebelumnya lepas direbut oleh Daulah Usmani.
Silsilah pimpinan Syafawiyah yang dimulai dari suatu gerakan tarekat hingga pada akhirnya menjadi gerakan politik dan kemudian menjadikannya sebuah daulah. Saat masih menjadi gerakan tarekat secara berturut-turut tarekat ini dipimpin oleh: 
  1. Syekh Safiuddin Ardabili (w. 1334 M), 
  2. Sadruddin Musa (w. 1391 M), 
  3. Khwaja Ali (w. 1429 M), 
  4. Ibrahim, Junaid (w. 1460 M), 
  5. Haidar (w. 1488 M), 
  6. Ali (w. 1501 M).
Sesudah menjadi Daulah Syafawi, tampuk kekuasaan secara berturut-urut dipimpin oleh ;
  1. Isma’il I (1501-1524 M),
  2. Tahmasb I (1524-1576 M),
  3. Isma’il II (1576-1577 M),
  4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M),
  5. Abbas I (1587-1628 M),
  6. Safi Mirza (1628-1642 M),
  7. Abbas II (1642-1667 M),
  8. Sulaiman (1667-1694 M),
  9. Husein I (1694-1722 M),
  10. Tahmasb II (1722-1732 M),
  11. Abbas III (1732-1736 M).

C. Kemajuan Peradaan Islam Masa Daulah Syafawi

Pencapaian Daulah Syafawi tidak hanya dalam bidang politik. Dalam bidang yang lain terdapat kemajuan yang signifikan. Lahirnya para ilmuwan dan arsitek pada zaman itu berpengaruh besar terhadap karya-karya yang tercipta, sehingga menjadi monumen-monumen penting dalam perjalanan Daulah Syafawi. Pilar-pilar kemajuan tersebut sampai sekarang masih banyak yang bisa disaksikan dan menjadi destinasi wisata internasional.
Di antara kemajuan-kemajaun tersebut antara lain :

1. Bidang Ekonomi

Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan demikian Syafawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur. 
Jalur yang pada mulanya diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis. Di samping sektor perdagangan, Syafawiyah juga mengalami kemajuan dalam sektor pertanian, terutama hasil pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent).

2. Bidang Ilmu Pengetahuan

Sepanjang sejarah Islam Persia dikenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karenanya tidaklah mengherankan apabila pada masa Daulah Syafawi, tradisi keilmuan terus berkembang dengan baik. 
Pada Daulah Syafawiyah muncul ilmuwan-ilmuwan terkenal di antaranya Baha al-Din al-Syaerazi (generalis ilmu pengetahuan), Sadr al-Din al-Syirazi (filsuf) dan Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad (filsuf, ahli sejarah, teolog, yang pernah mengadakan observasi atas kehidupan lebah). 
Ilmu fikih juga berkembang baik pada saat itu, di antara tokohnya adalah Baharuddin Al-Amili, selain sebagai pakar agama, ia juga sebagai ahli kebudayaan yang mengetahui persoalan-persoalan dari berbagai segi.

3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni

Para pemimpin Daulah Syafawi telah mengubah wajah Isfahan, yang merupakan pusat pemerintahan menjadi kota yang sangat indah. Isfahan merupakan kota yang sangat penting bagi tujuan politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan. 
Di kota tersebut berdiri bangunan-bangunan megah seperti masjid, rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan istana Chihil Satun. Kota Isfahan menjadi semakin indah dengan dibuatnya taman-taman wisata terbuka. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.
Dalam bidang seni, arsitektur bangunan-bangunannya yaitu seperti yang terlihat pada masjid Shah (1611 M) dan masjid Syekh Lutf Allah (1603 M). Unsur seni lainnya juga terlihat pada hasil kerajinan tangan, keramik, permadani, karpet, pakaian, tembikar dan lain-lain. Seni lukis juga sudah mulai muncul pada masa ini tepatnya pada saat Sultan Tahmaps I berkuasa.
Daulah Syafawi telah memberikan kontribusinya mengisi peradaban Islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, peninggalan seni dan gedung-gedung yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. 
Demikian informasi seputar Belajar Sejarah, Memahami Strategi Dan Kebijakan Pemerintahan Daulah Syafawi, Semoga dapat menambah wawasan kita hingga mengetahui strategi dan kebijkan pemerintahan Daulah Syafawi di Persia. 
Terimakasih, Wassalam …. Andikabm

Leave a Comment