Andikabm.com – Mengupas Kemajuan dan Kemunduran Peradaan Islam Masa Daulah Mughal – Negara India yang kita kenal saat ini tentunya sangat jauh berbeda dengan India pada masa yang lalu. Jika sekarang mungkin kita hanya mengenal India hanya dngan sebatas film-filmnya dan tariannya, namun sebenarnya India pada tahun 1542-1605 M India pernah berdiri kokoh kerajaan Islam.
Istana Taj Mahal India |
Kerajaan Islam yang tidak bisa di pandang sebelah mata oleh dunia, pasalnya telah berdiri Kerajaan Mughal yang awalnya Islam dibawa oleh Khalifah Walid bin Abdul Malik dari bani Abbasiyah. Sedangkan dari daulah Ummayah khalifah Muhammad bin Qasim juga pernah melakukan ekspansinya ke daerah India.
Berawal dari tahun 1020 agama Islam mulai membumi di belahan India. dan kemajuan di raih pada masa pemerintahan Sultan Akbar pada tahun 1542-1605 M. Apakah kemajuan-kemajuan yang diraih oleh kerajaan Islam yang ada di India?
Yuk kita kupas Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Mughal 1542-1605….Dalam bidang apa saja kemajuan yang dicapai oleh Daulah Mughal India.
1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
Perluasan wilayah pada masa Daulah Mughal berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. dan konsolidasi kekuatan.
Usaha ini berlangsung hingga masa pemerintahan Aurangzeb. Aurangzeb menjalankan roda pemerintahan secaramiliteristik. Hampir semua pejabat pemerintahan terdiri dari kaum militer. Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan), sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan).
Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat pada masa itu diharuskan mengikuti latihan kemiliteran Akbar menerapkan politik toleransi sulakhul (universal). Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Politik ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah dipraktekkan oleh penguasa Islam.
Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India.
2. Bidang Ekonomi
Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian. Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan muqaddam atau patel, kedudukan yang dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan.
Kaum petani dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya. Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang.
Pada masa Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC) yaitu Perusahaan Inggris-India Timur untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600 M. Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahanbaku sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang besar.
3. Bidang Agama
Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-Ilahi.
Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam.
Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India. Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh.
Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat dengan digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah, oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan budaya Islam India yang dikembangkan oleh Daulah Mughal.
4. Bidang Seni dan Budaya
Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya.
Daulah Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore.
Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar (1591).
Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405). Taman-taman kreasi Mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.
Stabilitas politik yang berhasil diciptakan oleh Akbar mendukung pencapaian kemajuan dalam berbagai bidang, di antaranya dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan peradaban. Kemajuan dalam bidang ekonomi ditandai dengan kemajuan sektor pertanian dan perindustrian. Pada masa ini penanganan pertanian sangat diperhatikan secara terstruktur.
5. Bidang Ilmu Pengetahuan
Bidang ilmu pengetahuan tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan daulah daulah sebelumnya. Yang lebih maju justru bidang seni syair dan seni arsitektur. Berbagai bangunan monumental masih bisa disaksikan hingga sekarang, di antaranya:
1. Benteng Agra atau Agra Fort
Terbentang seluas 94 hektar, terletak sejajar dengan Sungai Yamuna dan 2 kilometer barat laut dari Taj Mahal. Tepatnya di kota Agra, Uttar Pradesh, India Utara. Benteng Agra sudah ada sejak masa Sikarwar Rajarputs.
Namun setelah jatuh ke tangan Daulah Mughal, Akbar melakukan renovasi besar-besaran benteng pada benteng ini. Butuh lebih dari 4000 pekerja dan delapan tahun masa penyelesaian.
Kota Agrapun dijadikan sebagai ibu kota kerajaan Mughal dan menjadikan benteng ini sebagai kediaman utama sultan-sultan Daulah Mughal sampai tahun 1638.
2. Benteng Merah atau Red Fort
Benteng Merah merupakan kediaman utama dari penguasa dari Daulah Mughal selama hampir 200 tahun sampai tahun 1856. Sultan Shah Jihan menugaskan pembangunan Benteng Merah pada 12 Mei 1639, ketika ia memutuskan untuk memindahkan ibu kotanya dari Agra ke Delhi.
3. Taj Mahal
Nama Taj Mahal tentu tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Istana dari marmer putih gading yang terletak di tepi selatan Sungai Yamuna, Agra India ini sebenarnya adalah makan dari Mumtaz Mahal, istri kesayangan Shah Jihan.
Dibangun dari tahun 1632-1653 M. Taj Mahal dianggap sebagai contoh terbaik arsitektur Mughal dan simbol sejarah kekayaan India.
4. Jama Masjid
Merupakan salah satu masjid terbesar di India. Masjid ini dibangun oleh Sultan Mughal Shah Jahan antara 1644 M dan 1656 M. Masjid ini menjadi masjid kerajaan sampai akhir periode Mughal. Masjid ini juga salah satu masjid terbesar di India. Halaman Jama Masjid mampu menampung lebih dari 25.000 jamaah.
Melihat kemegahan bangunan-bangunan tersebut, tidak heran jika Daulah Mughal disebut sebagai salah satu Daulah yang berjaya di abad ke-17. Dunia Islam sangat beruntung dan berterima kasih ke pemerintah India yang terus melestarikan peninggalan ini sebagai salah satu sumber pemasukan negara.
Kemunduran Peradaban Islam Pada Masa Daulah Mughal
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Daulah Mughal mengalami kemunduran pada setengah abad terakhir sebelum akhirnya berakhir pada tahun 1858 M.
Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat dengan indikator sebagaimana berikut. Internal; Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya kontrol pemerintahan pusat.
Eksternal; Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh di Utara, gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur, dan yang terberat adalah invasi Inggris melalui East India Company (EIC).
Dominasi Inggris diduga sebagai faktor pendorong kehancuran Mughal. Pada waktu itu EIC mengalami kerugian. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan.
Singkatnya, kemunduran Daulah Mughal disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut;
- Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer.
- Kemerosotan moral dan hidup mewah di lingkungan istana yang mengakibatkan pemborosan dalam keuangan.
- Pendekatan yang dilakukan oleh Aurangzeb terlalu kasar terhadap toleransi umat beragama, sehingga konflik antar umat beragama sangat sulit diatasi oleh sultan�sultan sesudahnya.
- Semua generasi penerus Daulah Mughal pada periode terakhir adalah orang-orang yang lemah dalam kepemimpinan.
Demikian informasi seputar Kemajuan dan Kemunduran Peradaan Islam Masa Daulah Mughal, Semoga dapat menambah wawasan kita hingga mengetahui beberapa Kemajuan Peradaan Islam Masa Daulah Mughal.
Terimakasih, Wassalam …. Andikabm