PROSES LAHIRNYA PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH
Andikabm.com-Bani Umayyah I berdiri pada tahun 40 Hijriyah oleh Muawiyah bin Abi Sufyan di Kota Illiyat waiyahah Yerusalim pada saat Ali bin Abi Talib masih menjadi khalifah yang sah dari pemerintahan Khulafaurrasyidin
Ilustrasi Istana Dinasty Umayyah |
Muawiyah termasuk salah seorang sahabat nabi yang cerdas, terbukti semasa nabi menerima wahyu selama 20 tahun lebih, Muawiyah tercatat sebagai penulis wahyu sampai nabi wafat tahun 11 H. Namun Muawiyah berani menentang pemerintahan Ali dari Khulafaurrasyidin yang keempat dengan cara memproklamirkan kekuasaan baru pada saat khalifah Ali masih memerintah khulafaurrasyidin, sebagai khalifah yang sah” Bani Umayyah I lahir di kota kecil Illiyat di Wilayah Yerussalem tahun 40 H atau 662 Masehi oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dengan cara paksa, karena pada tahun itu Ali bin Abi Thalib masih memerintah dengan sah pada pemerintaan Khulafaurrasyidin yang terakhir. Peralihan kepemimpinannya memicu konϐlik internal.
PROSES LAHIR PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH I
Proses Lahirnya Bani Umayyah I Lahirnya Bani Umayyah I Damaskus tahun 40 hijriyah oleh Muawiyah bin Abi Sufyan di kota kecil Illiyat di wilayah Yerussalem, diperkirakan oleh para pakar sejarahwan sebagai sabotase terhadap pemerintahan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahan terakhir Khulafaurrasyidin.
Karena pengangkatan Ali bin Abi Thalib oleh mayoritas masyarakat Islam mengganti khalifah Usman tidak pernah disetujui oleh pihak Muawiyah, maka berbagai cara dilakukan oleh Muawiyah untuk menurunkan atau menghancurkan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahannya.
Salah satu caranya ialah Muawiyah dan kelompoknya memfitnah Ali dengan menyebarkan isu bahwa Ali-lah yang ada di belakang terbunuhnya Usman bin Affan. Isu ini termakan oleh beberapa pembesar di kalangan umat Islam, seperti Siti Aisyah, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.
Mereka mengumumkan perang terhadap Ali bin Abi Thalib karena sewaktu mereka meminta pertanggungjawaban khalifah Ali akan kematian Usman bin Afan, Ali dengan tegas mengatakan dia tidak tahu menahu tentang kematian Usman.
Mereka lalu mengangkat perang terhadap Ali bin Abi Thalib dengan tujuan memaksa Ali unuk mengakui perbuatannya. Perang tersebut di sebut perang Jamal karena Aisyah mengendarai unta pada saat memimpin perang.
Kemenangan perang berada di pihak Ali karena mayoritas masyarakat Islam mendukung Ali bin Abi Thalib. Kelompok Muawiyah tetap membuat propaganda untuk menghancurkan pemerintahan Ali dengan cara menghimpun kekuatan besar dengan tujuan menyerang Ali bin Abi Thalib. Tantangan Muawiyah dijawab oleh Ali dengan mempersiapkan pasukan. Perang berkecamuk dan menelan banyak korban diantara kedua belah pihak yang bertikai.
Perang tersebut dalam sejarah dikenal dengan nama perang Siffin karena terjadi di wilayah kecil Sifein, sebuah wilayah perbukitan antara Madinah dengan Damaskus. Kemenangan perang berada di pihak Ali karena mayoritas masyarakat Islam mendukung khalifah Ali bin Abi Thalib.
Akan tetapi seperti pada perang sebelumnya yaitu perang Jamal, Muawiyah tidak pernah menerima kemenangan khalifah Ali bin Abi Thalib. Sikap tidak mau menerima kekalahan itu di wujudkan Muawiyah dengan mengajak damai khalifah Ali sampai 3 kali dengan cara membujuk dan merobek-robek al-Qur’an.
Pada akhirnya Ali mau berdamai karena melihat al-Qur’an dirobek-robek oleh Muawiyah. Skenario perdamaian diatur oleh Muawiyah atas ide Amru bin Ash, dan pra perdamaian dilakukan antara Muawiyah dengan Amru bin ‘Ash disatu pihak dan Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013 7 Ali dengan Musa Asyari di pihak lawan .
Pra perdamaian itu menyepakati untuk besok pada saat perdamaian, Muawiyah dan Ali di umumkan diturunkan dari jabatan khalifah dan diangkat khalifah yang baru atas pilihan masyarakat Islam. Ternyata besoknya pada saat perdamaian berlangsung pada saat acara mengumumkan menurunkan Muawiyah dan Ali, yang berdiri giliran pertama mengumumkan adalah Abu Musa karena usianya lebih tua, dan dia mengumumkan bahwa hari ini menurunkan Ali dari kekhalifahan.
Sementara giliran kedua Amru bin ‘Ash berdiri kemudian mengumumkan bahwa karena Ali sudah di turunkan dari khalifah, maka saya mengumumkan Muawiyah menjadi khalifah yang sah. Sekenario perdamaian ini disebut Arbitrase Sikap damai Ali ternyata tidak memberi perdamaian yang sesungguhnya tetapi menambah sejarah panjang pertikaian Ali dengan Muawiyah.
Kelompok Ali justru pecah menjadi 3 kelompok, khawarij yang menentang keras terhadap perdamaian, syiah yang setuju dengan sikap Ali dan murjiah yang mengambil jalan tengah dengan sikap diam.
Muawiyah memfungsikan kelompok keras khawarij untuk membunuh khalifah Ali dan seorang pengikut garis keras khawarij yang bernama Abdur Rahman bin Muljam pada suatu pagi setelah sholat shubuh menusuk khalifah Ali. Wafatnya Ali disambut oleh pihak Muawiyah dengan suka ria, karena dengan demikian Bani Umayyah yang telah diproklamirkan pada tahun 40 hijriyah akan menjadi eksis dan menjadi satu-satunya pemerintahan yang sah dalam Islam.
Baca Juga :
Demikian Proses Lahirnya Pemerintahan Dinasty Umayyah pasca Pemerintahan Khalifah keempat Sayidina Ali bin Abi Thalib. Semoga bermanfaat, Terimakasih …. ( Andikabm)